Sabtu, 08 Desember 2012


Sahabatku...
Beberapa tahun lalu kita dipertemukan di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar, disanalah kedekatan itu mulai terjalin. Pada mulanya aku merencanakan kedekatan itu, aku ingin dekat dengan beberapa orang karena menurutku oran-orang itulah yang 'seharusnya' dekat denganku. Namun aku tak berhasil membuat kita menjadi satu, namun seiring berjalannya waktu, keinginanku yang tertunda justru terwujud. Semua itu terjadi secara natural dan tak terencana, semua mengalir begitu saja dalam waktu yang tidak singkat. Seperti kata orang jawa witing tresno jalaran soko kulino. seperti halnya persahabatan diantara kita, terjalin karna kita sering melakukan hal bersama-sama hingga terbiasa. Terjalin karena ada kecocokan, kenyamanan dan saling membutuhkan. Kita saling melengkapi satu sama lain.
Lagi, seiring dengan berjalannya waktu simpul yang baru terikat dua tahun itupun mulai terbuka. Entah siapa yang membukanya. Sekarang kau telah pergi bersama duniamu dan aku sibuk dengan duniaku sendiri. Bukan jarak yang memisahkan kita namun keakuanlah yang perlu dipertanyakan. Bata-bata mulai tersusun rapi yang akan menjadi tembok pemisah diantara kita. Saat ini aku melihat kau mulai melangkah pergi, perlahan menghilang dari hadapanku. Lidahku kelu untuk memanggilmu. Tangan dan kakiku mati rasa hingga tak bisa menahanmu untuk tetap disini bersamaku. Semua dikendalikan oleh ego yang telah merusak semuanya.
Sahabatku...
Semua terasa berbeda saat kau pergi. Hampa. Sepi. Banyak hal yang tak menarik lagi. Aku lebih memilih kehilangan orang yang aku suka daripada aku harus kehilangan sahabatku namun seolah aku tak punya pilihan. Keduanya menghilang dalam waktu yang bersamaan. Stop! Aku selalu mengatakan kau yang pergi menjauh namun mungkinkah itu hanya sebuah tameng? Apakah aku yang terlebih dahulu melonggarkan simpul yang sudah terikat erat itu? Ah, aku tak tau.
Saat ini hanya ada air mata dan kesedihan. Kau tau sobat, saat ini aku lupa cara membuat simpul. Namun aku berjanji padamu aku akan belajar lagi. Dan suatu saat nanti jika aku sudah mengingatnya lagi, maka aku akan berjalan menghampirimu kemudian mengikat kembali tali yang sudah terlepas itu. Aku akan memegang tanganmu erat agar kita tak terpisah lagi. Tapi aku tak tau kapan itu akan terjadi. Biarlah waktu yang menjawab, sama seperti dulu.
Terima kasih telah menjadi sahabatku.

1 komentar: